SOCRATES, SEORANG FILSUF TERKENAL, didatangi seorang pemuda yang ingin menjadi muridnya. “Saya telah berjalan ribuan kilometer untuk dapat bertemu dengan Anda. Ajari saya tentang kebijaksanaan” kata pemuda itu. Socrates berkata, “Mari ikut saya.”
Keduanya lalu berjalan menuju pantai. Mereka melangkah ke laut. Langkah mereka tidak terhenti walaupun sudah memasuki bibir pantai. Mereka terus berjalan. Air sudah menyentuh mata kaki, kemudian betis, dan kemudian pinggang. Mereka baru berhenti setelah air laut mencapai perut.
Tiba-tiba Socrates mencengkeram leher pemuda itu, kemudian mengenggelamkan kepala si Pemuda ke air. Tentu saja si pemuda meronta-ronta. Sekuat tenaga ia mencoba melepaskan diri. Tapi serangan itu begitu mendadak. Sulit banginya untuk melawan. Socrates terus membenamkan kepala si pemuda ke air laut.
Gerakan pemuda kian melemah dan terus melemah. Kemudian Socrates membawanya ke pinggir pantai dan membaringkannya di bentangan pasir putih. Guru terkenal inipun kembali ke rumahnya, tanpa memedulikan kondisi pemuda itu. Yang jelas, pemuda itu baik-baik saja. Kondisinya saja yang Nampak sangat lemah.
Ketika sang pemuda pulih tenaganya, dia kembali menemui Socrates. Ia begitu marah dengan perlakuan Socrates. “ Anda adalah orang yang terpelajar dan bijaksana. Tapi mengapa memperlakukan saya dengan begitu buruk?” kata pemuda itu dengan marah.
“Ketika kepalamu berada dalam air, apa satu-satunya hal yang kamu inginkan melebihi segala sesuatu yang lain?” Socrates bertanya.
“Udara” jawab si pemuda setelah berpikir sejenak.
Lalu Socrates berkata, “Jika kamu menginginkan ilmu dan kebijaksanaan sebesar kamu menginginkan udara, kamu tidak harus meminta seseorang untuk memberikannya kepadamu. Ilmu seperti udara. Kamu bisa mendapatkannya dimanapun dan kapanpun.
Tidak ada batas untuk belajar, baik itu batas usia, batas negara, bahkan batas pendidikan. Semakin banyak yang kita pelajari, semakin banyak kebijaksanaan yang kita dapatkan. Dan kita tidak perlu jauh-jauh hingga ke ujung dunia untuk menimba ilmu dan kebijakan karena ilmu itu seperti udara, ada dimanapun di sekeliling kita, mulai dari peristiwa alam, situasi ekonomi, kehidpan tetangga, atau bahkan pengalaman hidup kita sendiri.
Posted in: Dunia Remaja,Motivasi
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Facebook
0 komentar:
Posting Komentar