Senin, 28 Oktober 2013

ADAT AMBALAN DAN RENUNGAN JIWA PRAMUKA PENEGAK


Pramuka Penegak adalah kaum muda yang pada tingkat perkembangan jiwanya diantaranya pada kondisi:

a.    mampu mengungkapkan pendapat dan perasaannya dengan sikap yang sesuai dengan lingkungannya.

b.    memperkuat penguasaan diri atas dasar skala nilai dan norma

c.    kehidupan emosinya mulai terintegrasi dengan fungsi-fungsi psikis lainnya sehingga labih stabil dan lebih terkendali.



Kaum muda seusia Pramuka Penegak berfikir kritis, realistis, rasional dalam berpendapat dan dalam perilakunya tercermin menggunakan pendekatan kultural serta apa yang menjadi masukan dicerna melewati perenungan-perenungan.  Perkembangan semacam inilah yang membedakan dengan kelompok usia sebelumnya.



Pada kegiatan Pramuka Penegak kita dapati adanya:

a.    Adat Ambalan

b.    Sandi Ambalan

c.    Renungan Jiwa



Adat  merupakan kebiasaan yang disepakati dan ditaati oleh masyarakat lingkungan setempat yang sudah berlaku dari masa ke masa, sehingga terkesan merupakan peraturan dan tata nilai di masyarakat yang oleh anggotanya dijaga dan dilestarikan menjadi pedoman pergaulan dalam kehidupan di masyarakat.  Adat bersifat lokal, hanya berlaku di masyarakat tertentu dan tidak berlaku di masyarakat yang lain.



ADAT AMBALAN PRAMUKA PENEGAK


Adat Ambalan merupakan adat kebiasaan yang diciptakan oleh Ambalan Penegak dan disepakati sebagai suatu yang harus ditaati serta merupakan tata nilai yang dijadikan pedoman dalam upaya meningkatkan kepeduliaan  terhadap Tuhan YME, kepedulian pada bangsa dan tanah air sesama hidup dan alam lingkungannya kepedulian terhadap diri pribadinya, serta ketaatannya pada Kode Kehormatan Pramuka.



Anggota adat (Pramuka Penegak dalam Ambalan yang bersangkutan) bila berprestasi akan diberikan penghargaan sedang yang tersebut melanggar adat akan dikenakan sangsi.



Untuk dapat melestarikan Adat Ambalan, Dewan Ambalan Penegak menetapkan seorang Pemangku Adat yang dipilih dari anggota Ambalan yang senior, berpandangan luas dan teguh menjaga Adat Ambalan yang ada.



Macam-macam Adat Ambalan


Sedikit banyaknya yang manjadi Adat dalam Ambalan tergantung pada Ambalan itu sendiri. Contoh-contoh Adat Ambalan (yang pernah ada)

1)    Adat Ambalan pada saat penerimaan calon Penegak dari Tamu Ambalan.

Setelah Tamu Ambalan ialah pemuda atau Pramuka penggalang yang sudah berusia 16 tahun yang berminat untuk mengikuti kegiatan Pramuka Penegak beberapa kali mengikuti latihan/kegiatan Pramuka Penegak, Tamu Ambalan dihadapkan dewan kehormatan Ambalan untuk diwawancari apakah dia benar-benar tertarik dengan kegiatan Pramuka Penegak dan apakah selama ini dia aktif mengikuti kegiatan Ambalan.  Atas kemantapan tekat Tamu Ambalan tersebut dalam mengikuti kegiatan Ambalan, Dewan Kehormatan Ambalan menetapkan bahwa yang bersangkutan diterima sebagai calon Pramuka Penegak dengan harapan yang bersangkutan mengikuti keaktifannya dan menyelesaikan SKU Pramuka  Penegak Bantara.



2)    Adat Ambalan pada saat Calon Pramuka Penegak menyelesaikan SKU Pramuka Penegak Bantara

-    pada proses menyelesaikan SKU, calon Penegak didampingi oleh 2 (dua) orang Pramuka Penegak Bantara Laksana sebagai monitor, pembimbing dan pengamat perkembangan keterampilan dan sikap calon Penegak selama mengikuti kegiatan Ambalan.

-    pada saat menjelang pelantikan sebagai Penegak Bantara : calon diharuskan menjalankan tugas-tugas spritual, misalnya : berpuasa selama 2 (dua) kali penuh, membaca beberapa renungan jiwa dengan tujuan untuk lebih memantapkan semangat dan tekadnya untuk menjalankan tugas-tugas selanjutnya.

-    setelah tugas-tugas spiritual tersebut selesai dilaksanakan , calon diminta menyucikan diri dan membuang jauh-jauh hal-hal yang bersifat negatif.  Upacara adat ini disembuhkan dengan membasuh muka, berkumur, membasuh telinga dan tangan serta mengeringkan dengan handuk, kemudian handuk yang mengandung kotoran, akibat perbuatan dan sikap negatif yang pernah dilakukan dibuang.



3)    Adat Ambalan membaca Renungan jiwa

Adat ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kepedulian anggota Ambalan terhadap Tuhan YME, tanah air, bangsa, masyarakat, alam, lingkungan, diri sendiri serta ketaatannya kepada Kode Kehormatan Pramuka.



Misalnya : Renungan jiwa pada saat :

-    peringatan hari besar nasional/agama

-    selesai upacara pelantikan

-    terdapat anggota Ambalan yang mengingkari/ melanggar Trisatya/ Dasadarma



4)    Adat Ambalan ketika seseorang akan dilakukan pelantikan Penegak Pelaksana.



5)    Adat Ambalan ketika melepas anggota Ambalan yang akan membaktikan diri ke masyarakat



d.    Perlengkapan Adat Ambalan

1)  Pusaka Ambalan

Sesuatu yang bersejarah bagi ambalan dan disepakati untuk dijadikan pusaka adat, yang akan dihadirkan pada saat upacara adat dilakukan.

2)  beberapa macam Renungan jiwa

3)  beberapa Sandi Ambalan

4)  kostum Pemangku Adat

5)  perlengkapan Upacara Adat



SANDI AMBALAN PRAMUKA PENEGAK

a.    Sandi Ambalan disusun oleh dan untuk Pramuka Penegak sendiri yang kemudian oleh Pemangku Adat ditetapkan sebagai perangkat Adat Ambalan.  Dalam proses penyusunannya, Pembina Pramuka Penegak memberikan pengarahan bahwa sumber utama dalam penyusunan Sandi Ambalan ialah :

1)    Pancasila

2)    Prinsip Dasar Kepramukaan

3)    Kode Kehormatan Pramuka

4)    AD dan ART Gerakan Pramuka

5)    Norma-norma  agama dan masyarakat

6)    Hal-hal yang menunjang pembinaan kepribadian kaum muda.



b.    Setiap  Ambalan memiliki Sandi Ambalan, yang merupakan norma hidup bagi Pramuka Penegak dalam Ambalan tersebut ; dengan demikian Sandi Ambalan hanya berlaku bagi anggota Ambalan tertentu dan tidak berlaku bagi Anggota Ambalan lain



c.    Bagi Pramuka Penegak, Sandi Ambalan merupakan sesuatu yang disakralkan, oleh karena itu ketika Sandi Ambalan dibacakan para Pramuka Penegak mengikutinya dengan cermat dalam suasana yang hening dan bahkan ada yang mengikutinya dengan sikap tertentu sebagaimana ditetapkan oleh Pemangku Adat Ambalan.



Contoh Sandi Ambalan

SANDI AMBALAN



TIRULAH MATAHARI

“Atau paling tidak jadilah seperti rembulan yang mampu mengarahkan sinar, menerangi bumi di malam gulita. Cahaya matahari seperti ilmu dan kasih yang tak pernah berkurang meskipun senantiasa dipancarkan untuk menerangi semesta.”



Wajah zaman

Berlumuran debu hitam

Ibu pertiwi tersedu

Murka alam porak-porandakan negeri

Nafsu dan dengki coreng wajah bangsa

Anak negeri enggan dan berlalu



Wajah zaman

Berlumuran debu hitam

Segelintir merangkak terseok-seok

Gundah hati penuh tanya

Segelintir merangkak cari mulia

Sepenuh jiwa menempuh kelelahan

Mengejar mulia hingga banyak jemu



Wajah zaman

Berlumuran debu hitam

Mentari tenggelam, rembulan urung

Ibu pertiwi tersenyum dan beraksara

Jangan mengira mulia adalah madu yang kau makan

Takkan kau dapatkan mulia sebelum pahitnya sabar



Hanya yang bersungguh-sungguh dan bersabar

Yang akan menemukannya…



Kawanku,  Arjuna dan Srikandi Indonesia,

Tundukkan kepala dan pejamkan matamu,

Rasakan tiap degup jantungmu,

Renungkanlah …



Bumi yang kita pijak,

Langit yang kita tatap,

Udara yang kita hirup,

Cahaya mentari yang kita rasakan kehangatannya,

Rembulan yang benderang di tengah gulita,

adalah

bumi, langit, udara, mentari, rembulan yang sama

dengan yang disaksikan

Plato, Socrates, Heraklius, Gandhi, Soekarno



Jika mereka bisa terinspirasi olehnya,

kenapa kita tidak?!



Tanamkan mutiara itu dalam dadamu

Satya dan Dharma Praja Muda Karana

Hingga tiba saatnya,

Engkau mampu menyinari tanpa mentari

Berjalan di malam hari tanpa rembulan

Sorot matamu bagai sihir

Tajam keningmu bagai kilatan pedang



Tirulah matahari

Jadilah mentari bagi dunia



Buka matamu

Dan tataplah ke depan

Kemuliaan adalah keniscayaan



Wajah zaman

Berlumuran debu hitam



Gulita terbelah

Sinar cerah merekah

Selama jantung masih berdetak

Kami, jiwa muda Indonesia

Takkan menyerah

Mengawal zaman

Mempersembahkan untukmu ibu pertiwi

Semangat PASOEPATI – PUSPITA MURTI



RENUNGAN JIWA PRAMUKA PENEGAK

a.    Renungan ialah suatu naskah singkat yang menguasai nilai-nilai spiritual, mental dan moral dalam upaya mengamalkan satya dan darma Pramuka

b.    Renungan dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetuk hati para Pramuka Penegak agar selalu ingat Satya dan Darmanya dan selalu mengamalkannya sesuai dengan motto :

Satyaku kudarmakan, darmaku kubaktikan

c.    Naskah renungan disusun oleh Pramuka Penegak sendiri, dengan bimbingan Pembina mereka dan dijaga kelestariannya oleh Pemangku Adat

d.    Macam-macam Naskah renungan, diantaranya:

1)    renungan bagi mereka yang akan dilantik

2)    renungan bagi mereka yang sedang mengalami masalah

3)    bebarapa renungan dalam menperingati hari besar nasional

4)    beberapa renungan dalam memperingati hari besar agama

5)    renungan pada upacara penutupan latihan



PENUTUP

Adat  Ambalan, Sandi Ambalan dan Renungan Jiwa Pramuka Penegak bagi kita (Pembina Pramuka Penegak) merupakan alat pendidikan ; oleh karena itu dalam proses penyusunannya hendaknya diupayakan agar Pembina Pramuka Penegak yang bersangkutan terlibat dalam posisi sebagai pembimbing, dan pengerak supaya Adat Ambalan, Sandi Ambalan dan renungan jiwa tersebut tidak menyimpang dari :

1.  Pancasila dan UUD 1945

2.  Prinsip Dasar Kepramukaan

3.  Kode Kehormatan Pramuka

4.  AD dan ART Gerakan Pramuka

5.  Norma-norma Agama dan Masyarakat

6.  Hal-hal yang menunjang pembinaan kepribadian kaum muda



KEPUSTAKAAN

1.      AD & ART GERAKAN PRAMUKA

2.      PENDIDIKAN NILAI GERAKAN PRAMUKA. Kwarnas. Jakarta. 1999

3.      Atmasulistya, Drs. H. Endy, PANDUAN PRAKTIS MEMBINA PRAMUKA, Jakarta, 2000.

4.      Rujukan KML. Kwarnas. Jakarta. 1983

5.       Keputusan Kwarda Jawa Tengah No. 10/KPTS/D.XI/8/79 tentang Tanda, Lambang, Bendera Dan Kibaran Cita Ambalan Penegak Dan/Atau Racana Pandega

0 komentar:

 
Design by WordPress Themes | Bloggerized by Facebook Themes