Selasa, 15 Juli 2014

Wawancara Dengan Dionisius Alfonso Seran (Peserta SISEP) “Bangga Bisa Ikuti Program SISEP Ke Australia”

Wawancara Dengan Dionisius Alfonso Seran (Peserta SISEP)
“Bangga Bisa Ikuti Program SISEP Ke Australia”

Bandara Soekarno Hatta Jakarta, (10/7), Adik Dionisius Alfonso Seran dari gugus depan Sekolah Menengah Pertama Khatolik (SMPK) Adi Sucipto, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Savira Margaretha Banase dari gugus depan SMP Khatolik Geovany. Mereka adalah salah satu peserta yang mewakili Pramuka Indonesia dalam mengikuti kegiatan Scout International Student Exchange Program (SISEP).

Ini Petikan wawancara dengan Dionisius Alfonso Seran Di Bandara Soekarno Hatta sebelum Take Off Ke Australia:

Kamis (10/7) pukul 23.40 WIB, kami akan take off menuju Sydney, Australia untuk mengikuti Scout International Student Exchange Program (SISEP).

Apa yang sudah dipersiapkan mengikuti program SISEP ini?

Kami sudah mempersiapkan tentang budaya, kesenian, dengan adat istiadat yang ada di Indonesia. Kami sudah ringkas beberapa kebudayaan itu yang akan kami perkenalkan di sana. Dan kami juga telah melatih tari-tarian dari NTT. Kami juga akan memperkenalkan tempat pariwisata ada di NTT dan Indonesia.

Bagaimana Perasaan nya terpilih mengikuti program ini?

Tentunya sangat senang dan bangga saya terpilih menjadi peserta Program ini.
Karena tidak semua orang pergi untuk mengikuti kegiatan seperti ini. Banyak orang yang bisa pergi ke sana, tapi tidak banyak orang yang pergi mewakili Indonesia.Dan saya sangat bangga sekali dan ini kesempatan yang sangat langka.

Harapan setelah mengikuti Program ini?

Harapan saya mengikuti program ini supaya karakter diri saya semakin baik, mandiri untuk masa depan yang lebih indah dan juga saya berharap juga bimbingan dari kakak-kakak setelah kami pulang dalam kegiatan selanjutnya

Sumber : FB [Humas Kwarnas]

Rabu, 04 Juni 2014

Berlatih Matematika butuh 3 bulan,belajar mengantri butuh 12 tahun


Seorang guru di Australia pernah berkata:
“Kami tidak terlalu khawatir jika anak2 sekolah dasar kami tidak pandai Matematika” kami jauh lebih khawatir jika mereka tidak pandai mengantri.”
“Sewaktu ditanya mengapa dan kok bisa begitu ?” Kerena yang terjadi di negara kita justru sebaliknya.
Inilah jawabannya:
Karena kita hanya perlu melatih anak selama 3 bulan saja secara intensif untuk bisa Matematika, sementara kita perlu melatih anak hingga 12 Tahun atau lebih untuk bisa mengantri dan selalu ingat pelajaran berharga di balik proses mengantri.
Karena tidak semua anak kelak akan berprofesi menggunakan ilmu matematika kecuali TAMBAH, KALI, KURANG DAN BAGI. Sebagian mereka anak menjadi Penari, Atlet Olimpiade, Penyanyi, Musisi, Pelukis dsb.
Karena biasanya hanya sebagian kecil saja dari murid-murid dalam satu kelas yang kelak akan memilih profesi di bidang yang berhubungan dengan Matematika. Sementara SEMUA MURID DALAM SATU KELAS ini pasti akan membutuhkan Etika Moral dan Pelajaran Berharga dari mengantri di sepanjang hidup mereka kelak.
”Memang ada pelajaran berharga apa dibalik MENGANTRI ?”
”Oh iya banyak sekali pelajaran berharganya;”
Anak belajar manajemen waktu jika ingin mengantri paling depan datang lebih awal dan persiapan lebih awal.
Anak belajar bersabar menunggu gilirannya tiba terutama jika ia di antrian paling belakang.
Anak belajar menghormati hak orang lain, yang datang lebih awal dapat giliran lebih awal dan tidak saling serobot merasa diri penting..
Anak belajar berdisiplin dan tidak menyerobot hak orang lain.
Anak belajar kreatif untuk memikirkan kegiatan apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi kebosanan saat mengantri. (di Jepang biasanya orang akan membaca buku saat mengantri)
Anak bisa belajar bersosialisasi menyapa dan mengobrol dengan orang lain di antrian.
Anak belajar tabah dan sabar menjalani proses dalam mencapai tujuannya.
Anak belajar hukum sebab akibat, bahwa jika datang terlambat harus menerima konsekuensinya di antrian belakang.
Anak belajar disiplin, teratur dan kerapihan.
Anak belajar memiliki RASA MALU, jika ia menyerobot antrian dan hak orang lain.
Anak belajar bekerjasama dengan orang2 yang ada di dekatnya jika sementara mengantri ia harus keluar antrian sebentar untuk ke kamar kecil.
Anak belajar jujur pada diri sendiri dan pada orang lain.
dan mungkin masih banyak lagi pelajaran berharga lainnya, silahkan anda temukan sendiri sisanya.
Saya sempat tertegun mendengarkan butir-butir penjelasannya. Dan baru saja menyadari hal ini saat satu ketika mengajak anak kami berkunjung ke tempat bermain anak Kids Zania di Jakarta.
Apa yang di pertontonkan para orang tua pada anaknya, dalam mengantri menunggu giliran sungguh memprihatinkan.
Ada orang tua yang memaksa anaknya untuk ”menyusup” ke antrian depan dan mengambil hak anak lain yang lebih dulu mengantri dengan rapi. Dan berkata ”Sudah cuek saja, pura-pura gak tau aja !!”
Ada orang tua yang memarahi anaknya dan berkata ”Dasar Penakut”, karena anaknya tidak mau dipaksa menyerobot antrian.
Ada orang tua yang menggunakan taktik dan sejuta alasan agar anaknya di perbolehkan masuk antrian depan, karena alasan masih kecil capek ngantri, rumahnya jauh harus segera pulang, dsb. Dan menggunakan taktik yang sama di lokasi antrian permainan yang berbeda.
Ada orang tua yang malah marah2 karena di tegur anaknya menyerobot antrian, dan menyalahkan orang tua yang menegurnya.
dan berbagai macam kasus lainnya yang mungkin anda pernah alami juga?
Ah sayang sekali ya.... padahal disana juga banyak pengunjung orang Asing entah apa yang ada di kepala mereka melihat kejadian semacam ini?
Ah sayang sekali jika orang tua, guru, dan Kementrian Pendidikan kita masih saja meributkan anak muridnya tentang Ca Lis Tung (Baca Tulis Hitung), Les Matematika dan sejenisnya. Padahal negara maju saja sudah berpikiran bahwa mengajarkan MORAL pada anak jauh lebih penting dari pada hanya sekedar mengajarkan anak pandai berhitung.
Ah sayang sekali ya... Mungkin itu yang menyebabkan negeri ini semakin jauh saja dari praktek-praktek hidup yang beretika dan bermoral?
Ah sayang sekali ya... seperti apa kelak anak2 yang suka menyerobot antrian sejak kecil ini jika mereka kelak jadi pemimpin di negeri ini?
Semoga ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua para orang tua juga para pendidik di seluruh tanah air tercinta. Untuk segera menyadari bahwa mengantri adalah pelajaran sederhana yang banyak sekali mengandung pelajaran hidup bagi anak dan harus di latih hingga menjadi kebiasaan setiap anak Indonesia. Mari kita ajari generasi muda kita untuk mengantri, untuk Indonesia yang lebih baik... 
-unknown Indonesian

Rabu, 07 Mei 2014

Pramuka SMK Negeri 1 Denpasar, Bali di Gunung Lempuyang



Kamis 1 Mei 2014, Ambalan Purusa-Predana Denpasar 04.191-04192 SMKN 1 Denpasar bersama Pembina dan Mabigus di Gunung Lempuyang Karangasem: 1) Metirta Yatra (Pura Penataran, Pura Telaga Mas, Pura Telaga Sawang, Pura Lempuyang Madya, Pura Bisbis, Pura Pasar Agung, Pura Lempuyang Luhur). 2). Aktualisasi Tri Hita Karana. 3). Scout Skensa Ceremony (Pengembaraan dan Pelantikan Pramuka Penegak Bantara)
Merah Putih Selalu Dihati . . . INDONESIA . . . Jaya Pramuka SMKN 1 Denpasar

Dokumentasi & Photography : I Made Priyana Ginada

 
Design by WordPress Themes | Bloggerized by Facebook Themes